Article Detail

Praktek Kerja Lapangan kelas XI MIPA

 Pada Hari Kamis, 4 April 2019, kami siswi-siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta angkatan 29 pergi ke ekowisata Desa Pancoh di Turi, Jawa Tengah. Kami kesana dengan mengendarai bis dari lapangan Trenggono menuju lapangan Desa Pancoh. Setelah tiba, kami langsung menuju ke pendopo dan melakukan pembukaan PKL. Lalu mencari ibu bapak pemilik rumah tempat kita tinggali. Di rumah ibu bapak pemilik rumah, kami langsung disambut hangat dengan mereka, serta disajikan teh hangat dan cemilan untuk menunda rasa lapar melakukan kegiatan selanjutnya. Setelah itu kami langsung menuju ke lapangan untuk melakukan pengamatan tentang pengolahan salak dan pembibitan salak. Pertama, kami melakukan pembibitan salak. Anak-anak IPA pergi ke perkebunan salak yang sangat luas, disana kami diarahkan cara membudidayakan salak. Ternyata pembudidayaan salak bisa dilakukan dengan teknik cangkok, penyerbukkan, dan tanam biji. Kami belajar bagaimana cara mencangkok salak, cara penyerbukkan salak, serta tanam biji untuk membudidayakan salak. Ternyata, teknik cangkok adlaah teknik yang paling efektif untuk melakukan pembudidayaan salak, sedangkan teknik tanam biji adalah teknik yang paling lama untuk melakukan pembibitan karena memerlukan waktu 6 tahun untuk tumbuh. Salak juga dibagi menjadi 3 yaitu Salak Pondoh (biasanya Rp. 5000;/kg-nya), Salak Madu (Rp.7000;/kg-nya), dan Salak Gading (Rp.12000;/kg-nya). Salak Gading adalah salak yang paling mahal karena bisa dijadikan obat untuk diabetes, serta banyak sekali yang mencari salak ini, karena katanya salak ini salak yang langka. Mata pencahariaan mereka sehari-hari berdominan kepada pengolahan salak dan budidayanya. Selesai sudah ke perkebunan salak, kami langsung menuju ke rumah pengolahan salak. Disana kami semua diajari cara mengolah salak menjadi egg roll serta wajik salak. Pertama, kami pergi ke rumah pengolahan egg roll salak. Untuk mencoba memasaknya, kita semua mengantri ambil bagian untuk mengetahui cara pembuatannya. Sangat seru sekali, karena setelah kami mencoba memasaknya tak lupa dimakan hasil masakannya. Setelah itu kami pergi ke pengolahan wajik salak. Ternyata sangat susah sekali membuat wajik salak, karena perlu diaduk berkali-kali sampai-sampai tangan kita pegal dan capek, tapi seru dan menambah pengalaman. Tak lupa kami juga langsung mencicipi masakan yang kita buat tadi.

            Selesai sudah kami melakukan pengolahan salak, kami pun pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat dan kembali menuju ke pendopo pukul 18.00 WIB. Tepat pukul 18.00 WIB kami melakukan kenduri. Dari rumah kami masing-masing, kami membawa nasi dan lauk pauk dari ibu kami dengan jatah porsi masing-masing kelompok. Di pendopo, sebelum makan kami mulai dengan doa dan kami duduk membentuk huruf U sehingga kami merasa saling terikat dan menjalin relasi. Selesai makan, kami langsung melihat penampilan musikalisasi puisi dari kelas XI BB. Selesailah acara malam kebersamaan kami pukul 21.00. Suasana pedesaan Pancoh yang gelap dan rintik tak pernah mematahkan semangat kami untuk terus berjalan menyusuri desa. Tibanya kami di rumah, masing-masing kelompok menyiapkan praktik kimia yaitu pengukuran pH, dan praktik Fisika mengenai daya serap serta kapilaritas tanah. Kelompok kami menyiapkan bahan yang bisa digunakan untuk mengukur pH dari detergen, aquades, dan cuka. Lalu tak lupa, tanah kami ambil untuk untuk membuat daya serap tanah dan kapilaritas tanah, karena waktu kami besok sangat padat Dalam praktik IPA dibagi menjadi 3 mata pelajaran yaitu kimia, fisika, dan biologi. Untuk fisika, kami menghitung venturimeter,manometer, daya serap tanah, dan kapilaritas tanah. Biologi, kami membuat 5 transek dan mengidentifikasi jenis pertulangan daunnya. Untuk kimia kami mencari bahan untuk dijadikan indikator asam basa.

            1 hari sudah kami lalui, tanggal 4 April 2019 memulai kembali. Pukul 07.00 kami langsung menuju ke lapangan, dan sebelumnya kami harus sudah sarapan karena hari itu adalah hari yang paling melelahkan. Ini adalah hal yang kami senangi, yaitu susur sungai. Kami semua berpegangan tangan menyusuri sungai dibalik deras arus sungai yang kami lawan dan batu-batu yang takut menghalangi jalan kami. Disana tak hanya bersenang-senang, tapi harus menyelesaikan tugas kami. Kami mencoba menghitung kecepatan air dengan venturimeter, serta membuat 5 transek dengan kelompok tumbuhan yang ditemui. Kira-kira panjang sungainya 2 meter, jadi kami harus berjalan terus walaupun kadang ketemu hewan-hewan seperti lintah, kaki seribu, dan nyamuk tapi kami tetap berjalan sampai tiba di embung. Setelah selesai melakukan pengamatan, kami menghitung kecepatan angin lewat 4 manometer yang ditemui secara terpisah. Lalu kami langsung kembali ke rumah ibu dan bapak. Tiba sampai di rumah, kami beristirahat sejanak, bersih-bersih, menyelesaikan praktikum kami, dan pukul 13.00 pun tiba, waktunya untuk pulang. Senang sekali bisa bergabung dengan ibu bapak dari Desa Pancoh. Tempat ini sering sekali digunakan untuk live in, KKN, PKL, dan lain-lain. Kami pun berpamitan dengan ibu bapak kami dan tak lupa berswafoto dengan mereka untuk mengabadikkan momen kami disana. Siswi-siswi SMA Stella Duce 2 langsung dikumpulkan ke pendopo untuk melakukan penutupan PKL. Setelah itu dari masing-masing kelas berfoto di depan gapura Desa Ekowisata Pancoh. Kami pun langsung naik ke bis dan kembali ke rumah kami masing-masing.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment