Article Detail
INTERNATIONAL SUMMER CAMP VLADIVOSTOK, RUSSIA
Mungkin banyak orang yang bertanya mengapa Binar bisa mengikuti acara International Summer Camp ini. International Summer Camp ini sendiri adalah sebuah kegiatan yang rutin diadakan oleh Rosatom School berkerjasama dengan Kementrian Pendidikan Rusia (Okean) yang memberikan kesempatan khususnya bagi para remaja yang masih berumur 10-17 tahun dari beberapa negara yang bekerjasama dengan pemerintah Russia. International Summer Camp yang saya ikuti ini dimulai pada tanggal 18 Juli – 07 Agustus 2017 dan diselenggarakan di Vladivostok, Russia. Vladivostok adalah bagian kecil dari Negara Russia yang berada di wilayah Rusia Timur Jauh dan merupakan ibukota dari provinsi Primorsky Krai. Terletak di ujung Teluk Tanduk Emas dan tidak jauh dari perbatasan Rusia dengan Tiongkok dan Korea Utara. Negara-negara yang mengikuti camp ini antara lain Indonesia, Vietnam, Bangladesh, Khazakstan, Armenia, Jepang, China, Laos, Turki, Belarus, dan Rusia.
Setelah menunggu selama seminggu akhirnya Binar dan teman-temanya berangkat pada tanggal 24 Juli malam. Perwakilan dari Indonesia yang mengikuti kegiatan camp ini ada sebanyak 15 anak ; Vero, Irma, Nasha, Alvin, Rayhan, Adara, Pasha, Fadhil, Djaka, Arkan, Wafda, Kezia, Ferry, Excel dan saya sendiri. Mereka ditemani oleh 2 orang leader dari Pusat Kebudayaan Rusia di Indonesia yaitu Mba Rosa dan Mrs Aleona. Mereka semua berangkat menggunakan maskapai Asiana menuju Incheon International Airport di Korea Selatan untuk transit terlebih dahulu.
Setelah itu mereka dibagi menjadi dua kelompok karena mereka mendapat penerbangan yang berbeda, ini semua dikarenakan tidak adanya penerbangan yang bisa mengangkut sebanyak 17 orang secara bersamaan. Kelompok pertama (Mba Rosa, saya, Rayhan, Vero, Wafda, Alvin, Adara, dan Kezia) pergi menuju Khabarovsk terlebih dahulu menggunakan maskapai Aeroflot lalu terbang lagi menggunakan maskapai yang sama menuju Vladivostok. Sedangkan kelompok kedua (Mrs Aleona, Djaka, Pasha, Irma, Nasha, Arkan, Ferry, Excel dan Fadhil) pergi menuju Shakalin terlebih dahulu kemudian baru menuju Vladivostok. Penerbangan ini memakan waktu sekitar 14 jam. Kelompok pertama tiba di Vladivostok lebih cepat daripada kelompok kedua. Kelompok saya tiba di bandara Vladivostok pada pukul 21.00 waktu Vladivostok.
Hal pertama yang dilakukan setiba mereka semua di Camp adalah pemeriksaan suhu badan, dikarenakan telah melewati perjalanan yang panjang jadi jika ada yang sakit mereka akan langsung dibawa menuju ke Medical Center. Puji Tuhan delegasi Indonesia semuanya dinyatakan dalam keadaan sehat dan baik untuk mengkuti serangkaian acara yang begitu padat. Setelah tahap pemeriksaan kesehatan mereka dibawa oleh beberapa leader yang bekerja di camp tersebut menuju lokasi kamar-kamar yang berada di lantai 4 gedung Brigentina, gedung camp yang merupakan tempat istirahat mereka. Kamar untuk peserta laki-laki dan perempuan tentunya dipisah ya ...... Ketika mereka melewati lorong, mereka disapa hangat oleh beberapa anak peserta camp dari negara lain. Duh.... terbayang rasanya mereka memiliki begitu banyak teman baru dari negara lain yang memiliki kebiasaan, kebudayaan, dan bahasa yang lain dengan Indonesia. Hambatan pertama ketika mereka tiba disana adalah cara berkomunikasi dengan orang-orang di camp, berhubungan dengan Mba Rosa sebagai leader mereka dari Indonesia yang bisa berbahasa Russia ternyata tidak tinggal satu atap dengan mereka dan banyak dari mereka (anak-anak peserta camp) yang tidak bisa menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian mereka, mereka jadi bingung untuk berkomunikasi. Sampai-sampai leader yang bertanggung jawab di camp menggunakan google translate untuk berkomunikasi dengan mereka.
Kegiatan yang mereka lakukan disana bermacam-macam, mulai dari morning exercise, menyapu dan mengepel kamar , Rosatom Class, Master Class, Russian Language Class, Dancing Class, membuat dumpling (semacam pangsit rebus) khas Russia yang rasanya yummy....., jalan-jalan di sekitar camp, ke pantai, DJ Party, menonton pertunjukan tari dan menyanyi di panggung besar dan megah yang terletak di kawasan camp, menonton konser music klasik di Concert Hall, menari Yamko Rambe Yamko sebagai representasi dari negara Indonesia, menari modern dance dengan teman-teman dari team saya dan city tour di kota Vladivostok untuk menikmati suasana kota dan membeli souvenir khas Rusia sebagai oleh-oleh.
Kegiatan kedua, Master Class, di kelas ini ada satu kegiatan yang paling saya sukai, dimana mereka bebas untuk memilih kelas dan pilihannya sangat beragam, mulai dari belajar hair styling dan make up, clay toy, doll therapy, painting technique, membuat kapal, membuat origami, dan masih banyak lagi. Jujur saya tidak begitu hafal karena tidak semua kelas sempat saya datangi.
Yang ketiga, Russian Language Class, di kelas ini tentunya kita diajak untuk belajar bahasa Russia. Disana saya diajari cara mengucapkan terimakasih, belajar tentang warna-warna, belajar tentang angka-angka, belajar tentang nama-nama musim/peristiwa alam, dan cara mengucapkan apa kabar dalam bahasa Russia. Jujur saya sendiri benar-benar “buta” bahasa Russia dan saya tidak tahu cara membaca aksara Silirik, jadi ini benar-benar hal baru untuk saya.
Yang keempat, Dancing Class, mereka diajari cara menari yang cukup rumit, yang disebut dengan“Kalina” dan kegiatan yang terakhir pada saat mereka jalan-jalan di kota, mereka diajak ke supermarket terbesar di Vladivostok untuk belanja oleh-oleh (makanan), ke Memorial to The Fighters for the Soviet Power in The Far East, belanja souvenirs, ke Primorsky Aquarim dan ke Eagle’s Eyes Monument. Mereka juga sempat melewati Russky Bridge saat mereka pergi menuju Primorsky Aquarim.
Kebiasaan orang disana juga jauh berbeda. Mereka sangat suka menari dan mendengarkan musik. Bahkan beberapa orang yang sampai membawa music box kemana-mana, entah itu ke pantai atau hanya sekedar jalan-jalan. Setiap pagi atau jika sedang jam istirahat, pihak dari camp juga selalu memutarkan lagu di ruang pertemuan kelompok. Lagu yang diputar juga tentunya memakai bahasa Russia, benar-benar tidak ada lagu Barat yang berbahasa Inggris.
Camp mereka ini terletak cukup jauh dari kota dan berada di bibir pantai. Jadi camp mereka ini terletak di bagian kampung. Suasananya sangat nyaman karena tidak jauh dari kawasan hutan. Konon katanya di hutan tersebut masih ada harimau dan beruang yang berkeliaran bebas. Sedangkan suasana di kota Vladivostok sendiri sangat ramai, berbeda dengan di camp. Banyak bangunan-bangunan lama dan patung atau monumen disana, karena Vladivostok sendiri adalah bekas pangkalan militer Amerika.
Selama kegiatan camp ini juga terjadi beberapa kendala, diantaranya adalah kendala bahasa, ada masalah dengan teman sekamar saya yang berasal dari Bangladesh, masalah makanan yang terkadang tidak bisa dimakan karena masih terbilang asing di lidah, dan lain-lain.
Tetapi disisi lain saya benar-benar bersyukur bisa berpartisipasi dalam International Summer Camp ini, kesan yang saya dapatkan dari mengikuti kegiatan camp ini ada banyak sekali. Mulai dari belajar tentang budaya mereka yang sangat jauh berbeda dengan Indonesia, belajar bahasanya, tariannya, sampai seluk beluk orang-orang disana. Saya banyak mendapatkan pengalaman baru yang tidak akan terlupakan. Acara ini merupakan kunjungan pertama saya ke negara Eropa yang tidak pernah terbayang sama sekali. Saya juga belajar menjadi orang yang mandiri, bertanggung jawab dengan semua yang saya lakukan, menjadi lebih terbuka dengan orang-orang baru, mendapatkan teman-teman baru dari berbagai negara dan lebih berani untuk tampil didepan khalayak ramai dan asing untuk saya. Sejak mengikuti camp ini, saya sebagai anak kelas bahasa merasa terpacu dan bersemangat untuk memperlajari lebih banyak bahasa-bahasa asing yang ada, saya tidak mau bahasa menjadi sebuah kendala ketika berbicara dengan orang dari negara lain.
Setelah menunggu selama seminggu akhirnya Binar dan teman-temanya berangkat pada tanggal 24 Juli malam. Perwakilan dari Indonesia yang mengikuti kegiatan camp ini ada sebanyak 15 anak ; Vero, Irma, Nasha, Alvin, Rayhan, Adara, Pasha, Fadhil, Djaka, Arkan, Wafda, Kezia, Ferry, Excel dan saya sendiri. Mereka ditemani oleh 2 orang leader dari Pusat Kebudayaan Rusia di Indonesia yaitu Mba Rosa dan Mrs Aleona. Mereka semua berangkat menggunakan maskapai Asiana menuju Incheon International Airport di Korea Selatan untuk transit terlebih dahulu.
Setelah itu mereka dibagi menjadi dua kelompok karena mereka mendapat penerbangan yang berbeda, ini semua dikarenakan tidak adanya penerbangan yang bisa mengangkut sebanyak 17 orang secara bersamaan. Kelompok pertama (Mba Rosa, saya, Rayhan, Vero, Wafda, Alvin, Adara, dan Kezia) pergi menuju Khabarovsk terlebih dahulu menggunakan maskapai Aeroflot lalu terbang lagi menggunakan maskapai yang sama menuju Vladivostok. Sedangkan kelompok kedua (Mrs Aleona, Djaka, Pasha, Irma, Nasha, Arkan, Ferry, Excel dan Fadhil) pergi menuju Shakalin terlebih dahulu kemudian baru menuju Vladivostok. Penerbangan ini memakan waktu sekitar 14 jam. Kelompok pertama tiba di Vladivostok lebih cepat daripada kelompok kedua. Kelompok saya tiba di bandara Vladivostok pada pukul 21.00 waktu Vladivostok.
Hal pertama yang dilakukan setiba mereka semua di Camp adalah pemeriksaan suhu badan, dikarenakan telah melewati perjalanan yang panjang jadi jika ada yang sakit mereka akan langsung dibawa menuju ke Medical Center. Puji Tuhan delegasi Indonesia semuanya dinyatakan dalam keadaan sehat dan baik untuk mengkuti serangkaian acara yang begitu padat. Setelah tahap pemeriksaan kesehatan mereka dibawa oleh beberapa leader yang bekerja di camp tersebut menuju lokasi kamar-kamar yang berada di lantai 4 gedung Brigentina, gedung camp yang merupakan tempat istirahat mereka. Kamar untuk peserta laki-laki dan perempuan tentunya dipisah ya ...... Ketika mereka melewati lorong, mereka disapa hangat oleh beberapa anak peserta camp dari negara lain. Duh.... terbayang rasanya mereka memiliki begitu banyak teman baru dari negara lain yang memiliki kebiasaan, kebudayaan, dan bahasa yang lain dengan Indonesia. Hambatan pertama ketika mereka tiba disana adalah cara berkomunikasi dengan orang-orang di camp, berhubungan dengan Mba Rosa sebagai leader mereka dari Indonesia yang bisa berbahasa Russia ternyata tidak tinggal satu atap dengan mereka dan banyak dari mereka (anak-anak peserta camp) yang tidak bisa menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian mereka, mereka jadi bingung untuk berkomunikasi. Sampai-sampai leader yang bertanggung jawab di camp menggunakan google translate untuk berkomunikasi dengan mereka.
Kegiatan yang mereka lakukan disana bermacam-macam, mulai dari morning exercise, menyapu dan mengepel kamar , Rosatom Class, Master Class, Russian Language Class, Dancing Class, membuat dumpling (semacam pangsit rebus) khas Russia yang rasanya yummy....., jalan-jalan di sekitar camp, ke pantai, DJ Party, menonton pertunjukan tari dan menyanyi di panggung besar dan megah yang terletak di kawasan camp, menonton konser music klasik di Concert Hall, menari Yamko Rambe Yamko sebagai representasi dari negara Indonesia, menari modern dance dengan teman-teman dari team saya dan city tour di kota Vladivostok untuk menikmati suasana kota dan membeli souvenir khas Rusia sebagai oleh-oleh.
Kegiatan kedua, Master Class, di kelas ini ada satu kegiatan yang paling saya sukai, dimana mereka bebas untuk memilih kelas dan pilihannya sangat beragam, mulai dari belajar hair styling dan make up, clay toy, doll therapy, painting technique, membuat kapal, membuat origami, dan masih banyak lagi. Jujur saya tidak begitu hafal karena tidak semua kelas sempat saya datangi.
Yang ketiga, Russian Language Class, di kelas ini tentunya kita diajak untuk belajar bahasa Russia. Disana saya diajari cara mengucapkan terimakasih, belajar tentang warna-warna, belajar tentang angka-angka, belajar tentang nama-nama musim/peristiwa alam, dan cara mengucapkan apa kabar dalam bahasa Russia. Jujur saya sendiri benar-benar “buta” bahasa Russia dan saya tidak tahu cara membaca aksara Silirik, jadi ini benar-benar hal baru untuk saya.
Yang keempat, Dancing Class, mereka diajari cara menari yang cukup rumit, yang disebut dengan“Kalina” dan kegiatan yang terakhir pada saat mereka jalan-jalan di kota, mereka diajak ke supermarket terbesar di Vladivostok untuk belanja oleh-oleh (makanan), ke Memorial to The Fighters for the Soviet Power in The Far East, belanja souvenirs, ke Primorsky Aquarim dan ke Eagle’s Eyes Monument. Mereka juga sempat melewati Russky Bridge saat mereka pergi menuju Primorsky Aquarim.
Kebiasaan orang disana juga jauh berbeda. Mereka sangat suka menari dan mendengarkan musik. Bahkan beberapa orang yang sampai membawa music box kemana-mana, entah itu ke pantai atau hanya sekedar jalan-jalan. Setiap pagi atau jika sedang jam istirahat, pihak dari camp juga selalu memutarkan lagu di ruang pertemuan kelompok. Lagu yang diputar juga tentunya memakai bahasa Russia, benar-benar tidak ada lagu Barat yang berbahasa Inggris.
Camp mereka ini terletak cukup jauh dari kota dan berada di bibir pantai. Jadi camp mereka ini terletak di bagian kampung. Suasananya sangat nyaman karena tidak jauh dari kawasan hutan. Konon katanya di hutan tersebut masih ada harimau dan beruang yang berkeliaran bebas. Sedangkan suasana di kota Vladivostok sendiri sangat ramai, berbeda dengan di camp. Banyak bangunan-bangunan lama dan patung atau monumen disana, karena Vladivostok sendiri adalah bekas pangkalan militer Amerika.
Selama kegiatan camp ini juga terjadi beberapa kendala, diantaranya adalah kendala bahasa, ada masalah dengan teman sekamar saya yang berasal dari Bangladesh, masalah makanan yang terkadang tidak bisa dimakan karena masih terbilang asing di lidah, dan lain-lain.
Tetapi disisi lain saya benar-benar bersyukur bisa berpartisipasi dalam International Summer Camp ini, kesan yang saya dapatkan dari mengikuti kegiatan camp ini ada banyak sekali. Mulai dari belajar tentang budaya mereka yang sangat jauh berbeda dengan Indonesia, belajar bahasanya, tariannya, sampai seluk beluk orang-orang disana. Saya banyak mendapatkan pengalaman baru yang tidak akan terlupakan. Acara ini merupakan kunjungan pertama saya ke negara Eropa yang tidak pernah terbayang sama sekali. Saya juga belajar menjadi orang yang mandiri, bertanggung jawab dengan semua yang saya lakukan, menjadi lebih terbuka dengan orang-orang baru, mendapatkan teman-teman baru dari berbagai negara dan lebih berani untuk tampil didepan khalayak ramai dan asing untuk saya. Sejak mengikuti camp ini, saya sebagai anak kelas bahasa merasa terpacu dan bersemangat untuk memperlajari lebih banyak bahasa-bahasa asing yang ada, saya tidak mau bahasa menjadi sebuah kendala ketika berbicara dengan orang dari negara lain.
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment